Dampak Yang Tepat Dari Limbah Cair Industri Adalah
Sumber Penghasil Air Limbah
Setelah membahas masalah pengolahan limbah cair, selanjutnya adalah mengetahui sumber dari limbah ini. Berikut sejumlah sumber yang menghasilkan limbah cair, antara lain:
Salah satu sumber yang menghasilkan limbah cair adalah tempat umum. Tempat umum ini merupakan tempat yang digunakan banyak orang mulai dari perdagangan, perkantoran, restoran, tempat ibadah hingga hotel.
Umumnya, air limbah dari hasil tempat umum ini sama dengan jenis yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga.
Selain tempat umum, sumber limbah yang lainnya adalah rumah tangga. Setiap harinya, rumah tangga menghasilkan begitu banyak limbah, baik yang memiliki bentuk air, udara hingga padat. Limbah ini dihasilkan dari kegiatan sehari-hari.
Limbah cair yang dihasilkan dari rumah tangga biasanya dibedakan menjadi 2 jenis yakni limbah dari water closet atau WC dan grey water. Grey water merupakan limbah yang berasal dari hasil kegiatan dapur, mencuci dan mandi.
Salah satu jenis limbah cair yang cukup berbahaya adalah limbah industri. Seperti nama yang dimilikinya, limbah ini berasal dari kegiatan industri serta sangat berbahaya untuk manusia serta lingkungan hidup. Mengapa bisa demikian?
Hal ini disebabkan karena industri umumnya digunakan untuk sejumlah keperluan, seperti untuk memindahkan panas karena proses industri. Fungsi lain dari limbah industri digunakan untuk mencuci serta membilas produk atau instalasi yang nantinya akan dilakukan.
Mengapa Pengolahan Limbah Cair Harus Dilakukan?
Berikut beberapa alasan mengapa limbah cair harus diolah dahulu sebelum langsung dibuang, antara lain:
Karakteristik Limbah Cair
Seluruh limbah cair yang berasal dari industri, kegiatan rumah tangga atau tempat umum, biasanya sudah tidak digunakan lagi. Agar air limbah tidak merusak lingkungan, pengolahan limbah cair harus dilakukan dengan tepat.
Bila dilihat secara umum, limbah cair ini bisa dikenali sesuai dengan karakteristik kimia, fisik hingga bakteriologis yang dimilikinya. Bila dilihat dari segi fisik, air limbah pada dasarnya memiliki warna suram serta sedikit berbau.
Sebagian besar limbah cair memiliki bentuk air, namun ada pula limbah yang tercampur dengan bahan-bahan yang memiliki bentuk padat. Sedangkan, bila dilihat dari karakteristik kimia yang dimilikinya, air limbah mempunyai campuran zat kimia organik serta anorganik.
Sifat dari air limbah ketika keluar dari sumbernya adalah basah. Namun, nantinya akan berubah menjadi asam. Hal tersebut disebabkan karena dekomposisi yang berasal dari bahan organiknya. Saat air limbah mulai berubah menjadi asam, nantinya bau yang kurang enak akan langsung tercium.
Bila dari karakteristik bakteriologis yang dimilikinya, air limbah memiliki kandungan mikroorganisme mulai dari jamur, bakteri, protozoa, dan mempunyai peran di dalam proses dekomposisi. Bakteri patogen yang berada di air limbah ini biasanya merupakan bakteri e-coli.
Limbah cair yang di buang ke lingkungan saat ini menunjukkan tingkat variasi dan quantitas yang sangat mengancam kehidupan baik lingkungan maupun manusia. Karena limbah dibuang ke lingkungan, maka masalah yang ditimbulkannya merata dan menyebar di lingkungan yang luas dari waktu ke waktu yang akan menyentuh kehidupan dan kesehatan manusia. Misalnya, limbah cair yang dibuang ke media sungai, dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir, melampaui batas-batas wilayah akhirnya bermuara danau atau laut. Limbah potensi berbahaya antara lain dari kegiatan institusi, pemukiman, industri, pertambangan, rekreasi dan lainnya yang semuanya dapat mencemari lingkungan perairan, tanah dan lainnya yang akan menjadi sumber penyakit menular. Terdapat 4 simpul yang berkaitan dengan proses pajanan limbah cair yang dapat mengganggu kesehatan yakni; Pertama, Jenis dan skala kegiatan yang menjadi sumber pencemar atau biasa disebut sebagai sumber emisi limbah. Kedua, Jenis limbah yang dibuang ke lingkungan kemudian menyebar secara luas sesuai dengan sifat dan kondisi media. Ketiga, terjadinya pemajanan pada manusia baik melalui makanan, pernafasan dan kulit. Keempat, terjadinya dampak kesehatan baik bersifat ringan, sedang maupun berat yang bersifat non infeksi yang dapat dipengaruhi oleh lama terpajan, dosis media pajanan dan rute pemajanannya.
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Limbah cair industri adalah buangan hasil proses/sisa dari suatu kegiatan/usaha industri yang berwujud cair dimana kehadirannya pada suatu saat dan tempat tidak dikehendaki lingkungannya. Karakteristik dari limbah cair di bagi menjadi 3, yaitu karakteristik limbah cair fisik, kimia dan biologis.
a. Total Solid (TS) merupakan padatan didalam air yang terdiri dari bahan organik maupun anorganik yang larut, mengendap, atau tersuspensi dalam air.
b. Total Suspended Solid (TSS) merupakan total padatan tersuspensi di dalam air
c. Warna , pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang abu– abu menjadi kehitaman.
d. Kekeruhan disebabkan karena ada partikel koloid yang terdiri dari kwartz, tanah liat, sisa bahan-bahan industri, protein dan ganggang yang terdapat dalam limbah.
e. Temperatur merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air selanjutnya untuk berbagai aktivitas sehari – hari.
f. Bau merupakan parameter yang subjektif. Sifat bau limbah disebabkan karena zat-zat organik yang telah terurai dalam limbah dan mengeluarkan gas-gas seperti Sulfida dan Amoniak.
2. Karateristik Kimia
a. BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau mg/l yang dipergunakan untuk menguraikan bahan organik oleh mikroorganisme. (secara biokimiawi). Pada pengujian sampel BOD perlu dilakukan inkubasi minimal 5 hari.
b. Chemical Oxygen Demand (COD) adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau mg/l yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik secara kimiawi. Metode analisa ini lebih singkat waktunya dibandingkan dengan analisa BOD. Pengukuran COD dilakukan dengan cara memanaskan sampel di dalam reaktor khusus COD selama 2 jam.
c. Dissolved Oxygen (DO) adalah kadar oksigen terlarut. Oksigen terlarut digunakan sebagai derajat pengotoran limbah yang ada. Semakin besar oksigen terlarut, maka derajat pengotoran semakin kecil
d. Ammonia (NH3) adalah penyebab iritasi dan korosi, meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan mengganggu proses desinfeksi dengan chlor (Soemirat, 1994). Ammonia terdapat dalam larutan berupa senyawa ion ammonium atau ammonia. tergantung pada pH larutan
e. Derajat keasaman (pH) dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme. Ph normal untuk kehidupan air adalah 6– 8.
f. Logam Berat, bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam berat.
g. Gas Methan, terbentuk akibat penguraian zat-zat organik dalam kondisi anaerob pada air limbah. Gas ini dihasilkan lumpur yang membusuk pada dasar kolam, tidak berdebu, tidak berwarna dan mudah terbakar
h. Lemak dan minyak , yang terdapat dalam limbah bersumber dari industri yang mengolah bahan baku mengandung minyak bersumber dari proses klasifikasi dan proses perebusan. Limbah ini membuat lapisan pada permukaan air sehingga membentuk selaput
3. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.
a. Virus menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan (effluent) pengolahan air.
b. Vibrio Cholera menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui air limbah yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio cholera.
c. Salmonella Spp dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat pada air hasil pengolahan limbah.
d. Shigella Spp adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang tercemar. Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah.
e. Basillus Antraksis adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan terhadap pengolahan.
f. Mycobacterium Tuberculosa adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah yang berasal dari sanatorium.
Sedangkan untuk pengolahan limbah cair industri itu sendiri dapat dilakukan menjadi 3 tahap, yaitu :
Pengolahan secara fisika dilakukan pada limbah cair dengan kandungan bahan limbah yang dapat dipisahkan secara mekanis langsung tanpa penambahan bahan kimia atau tanpa melalui penghancuran secara biologis
Pengolahan secara kimia merupakan proses pengolahan limbah dimana penguraian atau pemisahan bahan yang tidak diinginkan berlangsung dengan adanya mekanisme reaksi kimia (penambahan bahan kimia ke dalam proses)
3. Pengolahan biologis
Pengolahan secara biologi merupakan sistem pengolahan yang didasarkan pada aktivitas mikroorganisme dalam kondisi aerobik atau anaerobik ataupun penggunaan organisme air untuk mengabsorbsi senyawa kimia dalam limbah cair.
Cara Pengolahan Limbah Cair
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengolah limbah cair, antara lain:
Untuk memisahkan partikel tersuspensi dan air, limbah air dapat dilakukan penyaringan atau filtrasi.
Salah satu proses penanganan limbah yang dilakukan dengan membuang serta memisahkan limbah adalah florasi. Florasi dilakukan dengan memisahkan partikel yang mengapung di air.
Proses penyerapan dilakukan menggunakan karbon. Saat proses penyerapan ini, partikel yang tidak diperlukan dapat diserap serta dipisahkan dari air.
Proses pengolahan limbah cair yang lainnya adalah pengendapan. Proses ini dilakukan agar bahan yang tidak mudah terlarut bisa dengan mudah dipisahkan dari air. Proses pengendapan biasanya dilakukan dengan menambahkan elektrolit.
Proses berikutnya adalah penyisihan. Penyisihan ini dilakukan dengan mengoksidasi limbah sehingga zat beracun dapat dipisahkan dari air.
Mengurangi Limbah Cair
Limbah cair dapat dikurangi dengan mengefisienkan produksi, sehingga limbah yang dihasilkan dapat diminimalisir.
Baca juga: 11 Contoh Limbah Cair
Muncul Sejumlah Penyakit
Kemunculan sejumlah penyakit yang disebabkan karena limbah cair mungkin bukan menjadi hal baru lagi yang ditemukan. Tidak sedikit pencemaran lingkungan yang muncul diakibatkan karena limbah dan akhirnya menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Dengan bahaya yang ditimbulkan, pengolahan limbah cair harus dilakukan dengan baik. Selain itu, standard pengolahan juga harus dipenuhi sesuai dengan aturan. Bahkan, orang yang memiliki tanggung jawab pada pengolahan tersebut juga harus disertifikasi.
Sertifikasi dapat diperoleh sesudah mengikuti pelatihan khusus. Anda dapat bekerjasama dengan Mutu Certification untuk proses sertifikasi ini. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam bidang Pengujian, Inspeksi, dan Sertifikasi, serta menjadi mitra terpercaya bagi lebih dari 3.000 perusahaan, tim tenaga ahli profesional Mutu International siap membantu perusahaan Anda.
Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.
Limbah tekstil (garmen) merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan. Limbah-limbah yang dihasilkan suatu industri tekstil ini akan dialirkan ke kolam-kolam penampungan dan selanjutnya dibuang ke sungai. Untuk memperoleh kualitas air yang lebih baik sebelum air tersebut dibuang ke perairan, maka suatu industri tekstil harus memenuhi baku mutu air limbah sesuai dengan PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH .
Tabel 1. Permen LH No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri Tekstil
Beban pencemaran paling tinggi
Debit Limbah paling tinggi
100m3/ton produk tekstil
Gabungan air limbah pabrik tekstil di Indonesia rata-rata mengandung 750 mg/l padatan tersuspensi dan 500 mg/l BOD. Perbandingan COD : BOD adalah dalam kisaran 1,5 : 1 sampai 3 : 1. Pabrik serat alam menghasilkan beban yang lebih besar. Beban tiap ton produk lebih besar untuk operasi kecil dibandingkan dengan operasi modern yang besar, berkisar dari 25 kg BOD/ton produk sampai 100 kg BOD/ton.
Gambar 1. Limbah Cair Industri tekstil
(Sumber: https://blogs.uajy.ac.id/ivann/2016/08/20/dibalik-warna-indah-kain-batik/)
Sumber Limbah Industri
Limbah dan emisi merupakan non product output dari kegiatan industri tekstil. Khusus industri tekstil yang di dalam proses produksinya mempunyai unit Finishing- Pewarnaan (dyeing) mempunyai potensi sebagai penyebab pencemaran air dengan kandungan amonia yang tinggi. Pihak industri pada umumnya masih melakukan upaya pengelolaan lingkungan dengan melakukan pengolahan limbah (treatment). Dengan membangun instalasi pengolah limbah memerlukan biaya yang tidak sedikit dan selanjutnya pihak industri juga harus mengeluarkan biaya operasional agar buangan dapat memenuhi baku mutu.
Air limbah yang dibuang begitu saja ke lingkungan menyebabkan pencemaran, antara lain menyebabkan polusi sumber-sumber air seperti sungai, danau, sumber mata air, dan sumur. Limbah cair mendapat perhatian yang lebih serius dibandingkan bentuk limbah yang lain karena limbah cair dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dalam bentuk pencemaran fisik, pencemaran kimia, pencemaran biologis dan pencemaran radioaktif.
Limbah tekstil merupakan limbah cair dominan yang dihasilkan industri tekstil karena terjadi proses pemberian warna (dyeing) yang di samping memerlukan bahan kimia juga memerlukan air sebagai media pelarut. Industri tekstil merupakan suatu industri yang bergerak dibidang garmen dengan mengolah kapas atau serat sintetik menjadi kain melalui tahapan proses : Spinning (Pemintalan) dan Weaving (Penenunan).Limbah industri tekstil tergolong limbah cair dari proses pewarnaan yang merupakan senyawa kimia sintetis, mempunyai kekuatan pencemar yang kuat. Bahan pewarna tersebut telah terbukti mampu mencemari lingkungan. Zat warna tekstil merupakan semua zat warna yang mempunyai kemampuan untuk diserap oleh serat tekstil dan mudah dihilangkan warna (kromofor) dan gugus yang dapat mengadakan ikatan dengan serat tekstil (auksokrom).
Karakteristik Air Limbah Industri Tekstil:
Karakteristik air limbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Karakteristik Fisika
Karakteristik fisika ini terdiri daribeberapa parameter, diantaranya :
a. Total Solid (TS): Merupakan padatan didalam air yang terdiri dari bahan organik maupunanorganik yang larut, mengendap,atau tersuspensi dalam air.
b. Total Suspended Solid (TSS): Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada didalam airlimbah setelah mengalamipenyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.
c. Warna.: Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan menigkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang abu–abu menjadi kehitaman.
d. Kekeruhan: Kekeuhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat organik maupun anorganik.
e. Temperatur: Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari – hari.
f. Bau: Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah. Pengendalian bau sangat penting karena terkait dengan masalah estetika.
2. Karateristik Kimia
a. Biological Oxygen Demand (BOD)
Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan–bahan buangan di dalam air
b. Chemical Oxygen Demand (COD)
Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984).
c. Dissolved Oxygen (DO)
adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob mikroorganisme. DO di dalam air sangat tergantung pada temperature dan salinitas.
Ammonia adalah penyebab iritasi dan korosi, meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan mengganggu proses desinfeksi dengan chlor (Soemirat, 1994). Ammonia terdapat dalam larutan dan dapat berupa senyawa ion ammonium atau ammonia.tergantung pada pH larutan.
Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludge digester dan dapat mengganggu proses pengolahan limbah secara biologi jika konsentrasinya melebihi 200 mg/L. Gas H2S bersifat korosif terhadap pipa dan dapat merusak mesin.
Fenol mudah masuk lewat kulit.Keracunan kronis menimbulkan gejala gastero intestinal, sulit menelan, dan hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati, serta dapat menimbulkan kematian).
g. Derajat keasaman (pH)
pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme.Phnormal untuk kehidupan air adalah 6–8.
Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam berat.
Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia yang dalam skala tertentu membantu kinerja metabolisme tubuh dan mempunyai potensi racun jika memiliki konsentrasi yang terlalu tinggi. Berdasarkan sifat racunnya logam berat dapat dibagi menjadi 3 golongan :
1. Sangat beracun, dapat mengakibatkan kematian atau gangguan kesehatan yang tidak pulih dalam jangka waktu singkat, logam tersebut antara lain : Pb,Hg, Cd, Cr, As, Sb, Ti dan U.
2. Moderat, mengakibatkan gangguan kesehatan baik yang dapat pulih maupun yang tidak dapat pulih dalam jangka waktu yang relatif lama, logam tersebut antara lain : Ba, Be, Au, Li, Mn, Sc, Te, Va, Co dan Rb.
3. Kurang beracun, namun dalam jumlah yang besar logam ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan antara lain :Bi, Fe, Mg, Ni, Ag, Ti dan Zn .
3. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.
Penentuan kualitas biologi ditentukan oleh kehadiran mikroorganisme terlarut dalam air seperti kandungan bakteri, algae, cacing, serta plankton. Penentuan kualitas mikroorganisme dilatarbelakangi dasar pemikiran bahwa air tersebut tidak akan membahayakan kesehatan. Dalam konteks ini maka penentuan kualitas biologi air didasarkan pada analisis kehadiran mikroorganisme indikator pencemaran.
Di sekitar pabrik pada umumya sungai digunakan untuk tempat pembuangan limbah, tanpa instalasi pengolahan limbah terlebih dahulu. Dalam kegiatan industri, air yang telah digunakan (air limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan, tetapi air limbah industri harus mengalami proses pengolahan sehingga dapat digunakan lagi atau dibuang ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran. Dengan pengolahan tersebut limbah tekstil yang dibuang ke sungai di duga dapat mengurangi bahan pencemar.
Larutan penghilang kanji biasanya langsung dibuang dan ini mengandung zat kimia pengkanji dan penghilang kanji pati, PVA, CMC, enzim, asam. Penghilangan kanji biasanya memberi kan BOD paling banyak dibanding dengan proses-proses lain. Pemasakan dan merserisasi kapas serta pemucatan semua kain adalah sumber limbah cair yang penting, yang menghasilkan asam, basa, COD, BOD, padatan tersuspensi dan zat-zat kimia. Proses-proses ini menghasilkan limbah cair dengan volume besar, pH yang sangat bervariasi dan beban pencemaran yang tergantung pada proses dan zat kimia yang digunakan. Pewarnaan dan pembilasan menghasilkan air limbah yang berwarna dengan COD tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai, seperti fenol dan logam.DiIndonesia zat warna berdasar logam (krom) tidak banyak dipakai. Proses pencetakan menghasilkan limbah yang lebih sedikit daripada pewarnaan.
PT Sumber Aneka Karya Abadi sebagai salah satu distributor alat laboratorium menyediakan alat-alat untuk mengukur parameter yang dibutuhkan Industri Tekstil dalam pengontrolan limbah cairnya.
Karena karakteristik limbah cair industri tekstil yang beragam seperti mengandung senyawa organik, sulfida dan logam berat, maka diperlukan elektroda yang memiliki performance tinggi di segala macam sampel seperti Thermo Scientific Orion 8172BNWP. Sedangkan untuk meter pengukur pH dapat digunakan Thermo Scientific Orion “VERSA STAR VSTAR90” Multiparameter Benchtop Meter.
BOD Sensor System 6 dari VELP atau BOD Trak II dari HACH dapat digunakan untuk mengukur nilai BOD berdasarkan metode manometrik.
Gambar 4. BOD Sensor System 6 Velp
Gambar 5. BODTrak II Apparatus
3. COD, Fenol Total, Amonia Total, Krom Total dan Sulfida
Hach DRB200 dapat digunakan sebagai reaktor untuk membantu analisa COD pada limbah industri tekstil. Untuk reaktor DRB200 ini tersedia single block maupun dual block. Kemudian untuk mengukur nilai COD beserta Fenol Total, Krom Total, Amonia Total dan Sulfida dapat digunakan spektrofotometer HACH (DR1900, DR3900 atau DR6000).
Gambar 6. DRB200 Single Block
Gambar 7. DRB200 Dual Block
Gambar 8. DR1900 Portable SPectrophotometer
Gambar 9. DR3900 Laboratory Vis Spectrophotometer
Gambar 10. DR6000 UV-VIS Spectrophotometer
Dwioktavia., 2011, Pengolahan Limbah Industri Tekstil. https://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/pengolahan-limbah-industri-tekstil/.
Habibi, Islam. 2012. TINJAUAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL PT. SUKUN TEKSTIL KUDUS. SKRIPSI. Universitas Negeri Yogyakarta.
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH .
http://www.in.dirtwave.com/inggris-tertarik-pada-usaha-baru-dalam-industri-tekstil-dan-garmen/
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.4 841.8] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S>> endobj 4 0 obj <> stream xœ[Ýsܶ׌þ>ò2E üì›�ÖM]7qku:»ºœ¤S)Ý].b3ùï‹Åâ› zœŒ-Xìço ¹|{{yqóŽd„d·—$+ùÿ$«Ëªhë¬&ECëìöåò¢Ìá¯?_^|ÎÙæ?ÙíûË‹?ñÅooU¤,˜³êsžEh aEÅ2Ö4J{óŽf„:ŠÑŠe—µU]´\ö—M#þÙ-üøqSçï7פÉßðý“ÿyÃ+Åxöqs�cŸ8å-NüuC§ ëɺ²h™+pÁ¦–‘¢�ÑÞ¼c¾Mjé _6q…\ÖôYFRDµcUQÕ.}”¶ê'´ž6×”ä/îÙ톲ünÏ}˜ OÞƒoŸ7×U~'O‚(OßýÆ׶ùL¾FdÒ†U7¯_È{RÕ¶)ÚN#‚‹?ìÆ_¹èW�y~ݸ®UŸŽžu~ºåqˆÁß8D¤¶ü/>É(NìµY½·†g¨\*X�ÈKð>lH›G´ü}Ã.;g>-N½ 0â F÷‚¸®Bƒ—â1òÚ‰¥[TÎ"¹©ë¢WÙù3¬K…˜3çM;–ï€Ï�åR%FÌÓü¿Âj zÑÚiÿ Áæî• bê|%™�tÚ úuæà ¿±¼ï¹éÔõ@Ì[UÉóÎóÖú¢lB9HÑbà�¶ƒJí«”x± 0j°ÒOBÔùø?î1ðuWtµË#*¯©ŠÆ£Ý�Ú †VÜkåp™Ø3ùÛ3Ч8‚Šêi.§Ð…[L¡A÷nJž´––á|‡Ù/b—Ã{åÇýñJѲì¿l Te>:¤*jå7P†'c§Ü÷Pc fªðÔÞøgp1�D³îãó¾÷,Öƒ62É8íÁâ8zÉÅ ·zåXàȺà=Ý0,eMÙ8Ṁ)4s<ßäVŠåäΦŽÀÂ`÷EîR‚0fØù}©vテÈQ‘¼ºÜ§8µeQNýݵ °5ã)û’ó Žå6´Ë�B‰Á$Ïž/”ç‹:7(¬ðÝZñ‹ø¹ uU1¦7Ê“rèx~„„ÄßJH6 _öj õã£F^fÅòg]:_t4$&&µhÞ�5-j&•Õ¼N^¨³Áʇ:joÂ2çD5‘%Ðì‚ Õj³3;“ðR"âCT¿dXIð¬A…övÚ�¬£U@¼Ú’PpD`ø”ís¥×9© ðÃwKm€èbGš Óù°ët�¦�=dñº’«ìiS|1-‡ÑKO½'º�–yU¨q¶žÉ¶Ãç宓‰\3Yt×.}ÂÄTH8IÔ„À‘Ýø¬—ºEKÅÉvó y �7*pòxÛlÃ[�ÙŒx³# Ò›õÙVgk¶þŒ±C¿r0ÏX%nK rˆ¼Xµ]Q+0:ºéÝQÜØTÉ`öaS…"ò½‰�ÊÝúP$Ä„�žŸb¡Øé¸'8öÙ´¿pR~ÚéøÙ\\ñK[Sð{>wK—�ï//þõ]v0dÉh„Ì=¥28yVü Ê”dméùNWio#<[Êýý«S~ȧ+8s¹"cZ‘¢lŒá-è;5\�uF~ˆÌ‘ßq_»âuÐð^#·5ßе‚å O°“5]Ñš WeAYÀNAfü$s.S\<Ç”#ÿ½xN3ʤ٧|SW˪8M,Ø*})¸´uA4\Ê¢*ùqFpøθ‰p–©ªÎ°jC¬”)ŠëùªóY±tô‰¬d¬š¢'6Øù�`:a”ÎÉGZMUõp]ÖO ?ço¡*ÿ$÷Çhò¥‹©j‘ö1³)¨ÌÕ�÷ÍU“z„éÜS(¿_ÔÐþ î;±,L–ÄH”4›‹Ò`|ß`+T#Bç>Û`¸À׃Ç�£,š‚éXpý xsš:„ö”çב6 –z¿)�TÌk¿€ ‘) Sªª3¬Ú+]%+U@|*, ’•* .‘U@-˜) UÑ„Ë�E¨BŃÕEk{ïûŸøί©ÜeÍð¹Ï–e &èÄ@ ©Bˆêz¥â½¹à••©�Âñ¸aùM¼^¬ÄHû·/h¶nH«%â'V+,¡2AªPÍðϟ˺Tî²`øÜãõ"•±¬>ãêÛ¨-KEUº‘³˜n@¶"ÝÄÏRAŸŸwæ4)ï·æm^çñ5š›©ªô¼ÒtSUfsSyc!7¥ ës“»§_“›ëÉÜôÍ榴z)7Q™„ì¡‚Üw<í¢ Oå\‰wÆi!U ç•‚$ ÈV ¼lÜÚ7pþC
Menghilangkan Organisme Penyebab Penyakit
Untuk menghilangkan organisme yang menyebabkan penyakit, proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan sinar ultraviolet dan menambahkan khlorin.
Mencemari Lingkungan
Limbah cair sebagian besar adalah air yang sudah terkontaminasi dengan sejumlah zat berbahaya, sehingga mempunyai dampak yang begitu besar untuk masalah pencemaran lingkungan.
Limbah yang dibuang tanpa pengolahan terlebih dulu dapat membuang lingkungan tercemar. Jika limbah cair dibuang ke tanah, maka tanah akan menjadi berkurang atau bahkan rusak kesuburannya.
Limbah juga dapat mencemari sungai, karena memiliki sejumlah kandungan bahan kimia yang berada di dalamnya. Bukan hanya membuat air sungai menjadi kotor, tetapi kehidupan biota yang berada di dalam air juga akan terancam karena limbah.
Dampak lain limbah cair yang tidak diolah adalah kerusakan ekosistem lingkungan. Bukan hanya kesuburan tanah saja, tetapi kehidupan hewan dan tumbuhan juga dapat terganggu karena keberadaan limbah.
Air limbah bukan hanya membuat keasaman pH yang ada di tanah menjadi berubah, tapi juga memiliki kandungan senyawa kimia yang berbahaya. Senyawa ini mampu membunuh mikroorganisme serta hewan kecil, bahkan tumbuhan yang ada di sekitarnya.
Kekacauan ekosistem ini merupakan salah satu dampak buruk dari limbah yang tidak boleh disepelekan begitu saja.
Menggunakan Kolam Oksidasi
Menggunakan kolam juga menjadi metode penanganan secara biologi yang dapat dilakukan.